GURU YANG TAK BERADA
DI
ANTARA YANG BERADA
( sebuah refleksi tentang nasib guru yang
termakan gelar dan predikat )
Oleh : Robert T. Gagu
Ketika diri penuh dengan tugas yang harus diemban
Sebuah pertanyaan menuntut membawa beban
Sudakah anda menepati diri sebagai seorang Guru ???
Iklaskah hati anda hari ini ???
Guru… yang tak berada di antara yang berada
Guru yang tak punya di antara yang punya
Hati yang teriak dengan harapan agar semua berubah
Tapi yang berada semuanya menutup telinga
Seolah-olah mereka tak berjiwa
Keberadaan mereka dipotret tak (pernah) ada
Perjuangan mereka dipandang suatu (pekerjaan) yang sia-sia
Semua berpendapat mereka hanyalah penghitung rata-rata
Yang tak pernah menghasilkan suatu penyelesaian akhir
Guru dengan gelar “pahlawan
tanpa tanda jasa”
Membawa nasib pekik terhadap hidup mereka
Guru yang berpredikat “obor dalam kegelapan”
Mengulur mereka dalam gelapnya kehidupan
Akibat genggaman tangan egoisme para petinggi-petinggi
bangsa ini
Yang berada dan yang punya,
Tertawa di atas kehidupan para kaum guru yang tak
berada dan yang tak punya
Mereka… kaum yang berada dan punya
Mengais hasil kristalisasi darah dan keringat dari
kaum guru yang tak berada dan tak punya
Bukan satu,
Bukan sepuluh,
Bukan seratus,
Bukan seribu
Melainkan seluruh hak guru dirampas
Oleh para kaum berada
Yang akan menarik kaum guru
Menuju ke dalam
kehidupan sampah yang hina
Mulut besar kaum berada berteriak………….
Hukum harus ditindak tegas !!!!!!
Semua harus bertekuk lutut dibawa Undang-Undang !!!!!!
Pancasila harus diamalkan !!!!
Sederetan ;
Ungkapan para kaum kapitalis,
Teriakan para kaum narsis,
Ungkapan dan teriakan seperti ledakan nampar nos
1)
Demi menjaga gensi dan popularitas….
Menari di atas ketidak adaan kaum Guru
Tidak ada yang membantah
Karena nasib kaum tak berada
Ada di tangan kaum berada
Yang sesungguhnya harus dipandang hina
Guru yang tak berada di antara yang tak berada
Memiliki hati yang ikhlas
Menjunjung tinggi rasa cinta dan kasih
Yang
tak akan pernah ditemukan dalam diri para kaum berada
Meskipun berjuta
eksperimen dilakukan oleh filsuf-filsuf dunia
Jeritan-jeritan kaum
guru yang menuntut suatu perubahan lahir
Dianggap hanyalah
suatu ratapan dari dalam tanah yang tak berguna
Kaya….kaya….kaya….
dan kaya
Hanya sebatas itulah
yang ada di dalam benak pikiran
Pikiran seperti
sampah yang tak ias didaur ulang
Hati yang seharusnya
tersalib di Compang Cibal 2) yang ada
Agar Jiwa dan Raga
yang penuh dengan kemunafikan dan keegoisan tertidur kaku hinga tak akan pernah
ada lagi….
Sehingga para kaum
berada yang terlihat baik
Tetapi tak beretik
Yang membuat dunia
muak
Yang tidak akan
berkembang biak
Hingga tak ada
Dan hanyalah kasih
dan cinta ikhlas yang selalu ada
Yang tetap akan
melekat dalam diri kaum tak berada
Yang tadinya hidup di
antara mereka yang berada
Dan melahirkan
keberadaan baru
Bagimu Wahai Kaum
Guru…………………
1) Nama gunung
bersejarah di Manggarai, NTT,
2) Compang: tugu
tempat sesajian kepada arwah nenek moyang
Cibal : Nama salah satu kecamatan di Kab.
Manggarai, NTT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar