Anak Negeri Terkubur Hidup
(Oleh : Obeth-G)
Suara gemuruh berlomba-lomba menghadap telinga Tuhan
Suara hujan berlomba-lomba menghadap tanah tandus nan gundul
Hujan pun ingin menangis dan pergi menjauh tak lekas kembali
dari kita
Namun, karena tuntutan dan hukum akan gravitasi yang
menarik, meskipun penarik tak menarik, dan biarpun hujan tak tertarik, bahkan
dia jijik
Anak negeri menulis riwayat di atas batu ditumbuhi lumut sampai
menjadi tanah dan hilang
Anak negeri yang selalu mengumbar pilunya kepada ngkiong yang tatkala satu per satu
dihadapkan pada senapan angin mereka yang haus akan darah, satu per satu pun
juga hilang
Anak negeri yang selalu berbagi duka kepada ranting-ranting
tua dalam rimba, satu, dua, tiga dan semua telah dibabat, dan harapan terakhir
itu pun juga hilang
Anak negeri yang
hidup, anak negeri yang mati, anak negeri yang hidup tetapi mati, bagai
belalang kelam melalang buana tak tentu arah di atas tanah lapang
Tak ada lagi sepoi angin dengan udara kehidupan Adam
mengendus nafas di awal yang Esa ciptakan Semesta
Tak ada lagi gravitasi menarik hujan ke dalam tanah hidupkan
akar kehidupan atas pohon kesejukan dan ranting tempatku berbagi duka
Anak Negeri Terkubur Hidup
Anak Negeri Terkubur Hidup
Anak Negeri, negeri, negeri yang kadang ngeri
Negeri yang berikan cinta terasa pedih, Negeri yang dijalani
terasa letih, Negeri yang dilewati terasa ngeri, Negeri yang terobati tapi tak
kunjung pulih, Negeri yang dibersihkan tapi tak kunjung suci, Negeri yang
disinari tapi tak kunjung berseri, negeri yang mengalunkan melodi tapi tak
kunjung menari, Negeri yang berkobar-kobar mengumbar janji tapi tak kunjung
ditepati.